Lingkungan toksik atau yang bisa kita sebut sebagai toxic environment adalah lingkungan yang memberikan dampak buruk kepada seseorang. Bagi seorang siswa, lingkungan toksik ada berbagai macam, namun pada intinya mereka adalah lingkungan yang tidak memberikan dukungan atau bahkan menghambat berkembangnya kemampuan siswa tersebut. Lingkungan ini dapat dirasakan oleh siswa di mana pun dia berada, baik di lingkungan rumah, sekolah, pertemanan dan lain sebagainya.
Di era globalisasi seperti saat ini, permasalahan lingkungan toksik dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan penggunaan media sosial dengan baik dan benar. Media sosial adalah kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Ada beberapa karakteristik dari media sosial yakni jaringan (network), informasi (informations), arsip (archive), interaksi (interactivity), simulasi sosial (simulation of society), dan konten oleh pengguna (user-generated content).
Kehadiran media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan banyak keuntungan, salah satunya adalah meningkatkan prestasi siswa melalui konten motivasi dan informasi edukatif di dalamnya. Selain membantu meningkatkan prestasi siswa, media sosial juga menjauhkan seorang siswa dari lingkungan toksik. Dari pengamatan dan penelitian yang telah saya lakukan baik di lingkungan saya sendiri dan melalui jurnal yang ada, saya mendapati beberapa contoh lingkungan toksik yang dirasakan oleh siswa beserta solusi yang bisa ditawarkan media sosial, yakni:
a) Lingkungan keluarga yang memberikan tekanan berlebihan dalam bidang akademik pada siswa.
Seorang siswa yang tinggal di lingkungan jenis ini tentunya memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami stress, hal ini dikarenakan apapun yang didapatkan oleh si siswa tidak akan dapat memuaskan keluarganya. Kebanyakan siswa yang tinggal di lingkungan ini tidak mendapatkan apresiasi yang ia butuhkan untuk dijadikan motivasi sehingga hal ini dapat menurunkan semangat belajar siswa. Apabila siswa tersebut giat belajar, maka hal ini dikarenakan tekanan yang ia dapatkan dari keluarga, dan ttentunya dapat menganggu mentalitas serta kesehatan seorang siswa lantaran selain dia melaksanakan belajar bukan karena keinginannya sendiri, sang siswa juga akan merasa takut untuk beristirahat dari belajar karena takut akan hukuman sehingga ia akan merasa stress dan kemungkinan buruknya adalah ia bisa jatuh sakit . Dengan menggunakan media sosial yang baik dan benar maka siswa akan mendapatkan afeksi ataupun apresiasi yan tidak ia dapatkan dalam keluarga. Apresiasi ini dapat siswa dapatkan melalui konten-konten di internet yang membahas tentang pengembangan diri, salah satu dari konten tersebut adalah video youtube yang bertakjub “Keluarga Toxic Itu Salah Siapa? (Cara Mengatasi Hubungan Keluarga Yang Tidak Sehat)” oleh channel Satu Persen – Indonesian Life School.
b) Lingkungan keluarga yang kurang kondusif.
Seorang siswa yang tinggal di lingkungan ini akan mendapatkan tekanan berupa batin maupun mental sehingga dapat menganggu konsentrasi belajar siswa yang tentunya berpengaruh pada kemampuan atau bakat dari siswa tersebut. Tekanan-tekanan yang dia dapatkan dapat berubah menjadi sebuah bumerang bagi siswa ataupun keluarga siswa tersebut lantaran keluarga yang seharusnya dijadikan ‘rumah’ bagi siswa untuk berkeluh kesah malah menjadi sebuah momok menakutkan bagi siswa, bahkan banyak dari siswa yang tinggal di lingkungan ini menjadi malas pulang ke rumah. Kebanyakan dari siswa yang tinggal di lingkungan ini akan mencari seseorang yang sekiranya dapat dijadikan tempat berkeluh kesah dan tak sedikit dari mereka yang terjerumus ke dalam kenakalan remaja karena hal ini. Dengan menggunakan media sosial maka seorang siswa dapat mengakses konten tentang penanganan apabila mempunyai keluarga yang bermasalah dan menjadj lebih mampu menyikapi keadaan rumah yang kurang kondusif
c) Lingkungan keluarga yang memaksakan minat bakat sang anak atau siswa.
Hal ini seringkali ditemukan dalam kasus remaja zaman sekarang, banyak sekali para siswa yang tidak mengikuti minat dan bakat yang ada dalam dirinya dan lebih memilih untuk mengikuti apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Hal ini tentunya dapat menurunkan minat belajar sang siswa lantaran ia melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan. Kondisi ini seringkali berkaitan dengan kasus linjur (lintas jalur) dan salah jurusan pada siswa yang awalnya mengikuti kata orang tua untuk mengambil suatu penjurusan namun kemudian menginginkan jurusan lain atau merasa tidak kuat dengan jurusan yang diambilnya. Kasus linjur dan salah jurusan seperti ini menuai banyak kontroversi, ada setuju dengan siswa yang menuruti apa kata orang tua karena berpendapat bahwa orang tua mengetahui yang terbaik untuk anaknya dan ada yang tidak setuju dengan hal tersebut karena menurut mereka seorang siswa harus belajar sesuatu yang memang dikehendaki oleh siswa tersebut. Dengan menggunakan media sosial yang baik dan benar maka siswa akan dapat mendapatkan banyak sekali pandangan mengenai kasus ini yang dapat membantu siswa untuk mengambil jurusan sesuai dengan yang dikatakan oleh orang tuanya atau memilih untuk mengambil jurusan yang sesuai dengan minat bakatnya. Saat seorang siswa meyakini pilihannya maka ia akan lebih semangat dalam belajar dan meningkatkan prestasi.
d) Bullying atau penindasan di lingkungan sekolah.
Bullying sendiri secara etimologi berasal dari kata bully yang artinya menggertak pihak lain yang secara kekuatan dan kekuasaan lebih lemah. Menurut beberapa ahli yang sudah disimpulkan, definisi bullying adalah segala macam tindakan yang bertujuan untuk melukai orang lain baik secara fisik maupun mental. Bullying dapat berakibat fatal bagi seorang siswa apabila dibiarkan begitu saja karena menyebabkan trauma sehingga terganggunya masa depan dan prestasi siswa. bullying sendiri dapat dicegah melalui banyak cara, salah satunya yakni dengan cara sosialisasi mengenai bahaya bullying lewat media sosial. Sosialisasi mengenai bahaya bullying lebih menguntungkan untuk dilakukan melalui media sosial karena akan lebih menghemat biaya serta akan lebih mudah untuk mendapatkan atensi warganet.
e) Pertemanan yang menjurus kepada kenakalan remaja.
Pada era globalisasi saat ini, sebuah pergaulan antar-manusia merupakan sebuah hal yang tidak dapat dihindari. Tidak sedikit pergaulan yang bersifat negatif bahkan bisa dikatakan sebagai kenakalan remaja. Kenakalan remaja ada sesuatu hal yang sangat amat merugikan orang lain dan remaja itu sendiri, salah satunya adalah menurunnya indeks prestasi siswa. Penggunaan media sosial yang baik dan benar dapat mencegah seorang siswa terjermus dalam kenakalan remaja, caranya adalah dengan memberikan konten edukatif mengenai lingkungan pertemanan yang sehat, dengan itu maka para remaja akan lebih tertarik untuk menjalin pertemanan yang bersifat positif sehingga mengurangi risiko kenakalan remaja. Selain itu para siswa dapat mencari lingkungan yang bersifat positif di media sosial seperti twitter dengan tagar #studytwt dan #ambisuniverse sehingga dapat meningkatkan motivasj belajar dan meningkatkan indeks prestasi.
Meskipun media sosial memberikan banyak keuntungan, penggunaan media sosial tetap harus dibatasi karena sesuatu yang berleihan akan berdampak negatif. Selain itu berinteraksi di dunia nyata juga sangat diperlukan untuk kestabilan mental dan hal-hal lain. Interaksi di dunia nyata tidak dapat dihindari, namun interaksi tersebut dapat disaring dan diambil sisi positifnya lewat konten berfaedah yang ada di media sosial. Ada banyak sekali konten di media sosial, sebab itu diperlukan pula kemampuan dalam memilah konten yang bermanfaat sehingga dapat memberikan dampak positif bagi seseorang dan menghindarkan seseorang dari menciptakan lingkungan toksik.
Seperti yang dikatakan oleh Margaret Atwood, “Media sosial disebut media sosial karena suatu alasan. Ini cocok untuk berbagi, bukan bertele-tele.” Yang berarti media sosial seharusnya dijadikan tempat untuk berbagi hal-hal yang bersifat positif, kita harus mengingat bahwa fungsi media sosial yang sebenarnya adalah untuk meringankan beban manusia salah satunya yakni dengan memberikan kemudahan pada siswa untuk mengakses konten berfaedah yang tidak ia dapatkan di kehidupan nyata dan tentunya memberikan dampak positif pada siswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Maulana Ikhsan, dkk. 2021. Perilaku Bullying Dan Dampak Pada Korban.
Sari, Astari Clara, dkk. 2018. Komunikasi Dan Media Sosial.
Karlina, Lilis. 2020. Fenomena Terjadinya Kenakalan Remaja.
No comments:
Post a Comment