"Dengan Ilmu Kita Menuju Kemuliaan.” -Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan merupakan tonggak sokongan utama dari sebuah kemajuan suatu negara dalam mencapai tujuannya menjadi negara yang maju dan makmur. Indonesia sebagai sebuah negara yang kaya akan sumber daya manusia, tentu memiliki keuntungan yang lebih besar dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan memajukan pendidikan dari sumber daya manusia yang dimiliki, Indonesia akan mencapai tujuannya yakni Indonesia emas. Namun, dalam perjalanannya, kondisi pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan baik. Indonesia menempati peringkat 69 dari 81 negara di dunia dalam bidang pendidikan, tentunya peringkat ini masih tertinggal jauh dengan negara tetangga, Malaysia dengan peringkat 47 dan Singapura dengan peringkat satu (PISA 2022).
Kurangnya motivasi belajar siswa menjadi suatu penyebab terhadap keadaan pendidikan di Indonesia saat ini. Apabila seluruh siswa yang ada di Indonesia memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka kualitas pendidikan Indonesia akan membaik pula. Kondisi ini akan selaras dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal tiga, yang mengharapkan pendidikan dapat membentuk peradapan yang bermartabat. Demi mencapai kondisi ini, diperlukan upaya memajukan pendidikan. Salah satu upaya yang dapat digalakkan adalah dengan cara menggunakan program tayangan yang memicu naiknya motivasi belajar siswa.
PERMASALAHAN
Menjadi seorang siswa yang tinggal di tengah perkembangan teknologi dan pesatnya globalisasi, tak jarang menimbulkan dampak negatif bagi mereka penggunanya. Tayangan yang disajikan teknologi memiliki tiga jenis, yakni informasi, edukasi, dan juga hiburan. Namun, kini siswa di Indonesia lebih gemar menikmati tayangan jenis hiburan, karena pengemasannya yang dinilai lebik menarik daripada jenis tayangan lainnya. Jika hal ini terus terjadi maka tak jarang tayangan tersebut justru membawa kerugian bagi siswa. Tayangan yang disajikan kerap kali memicu adiksi yang dapat menganggu kegiatan sehari-hari mereka.
Kasus ini serupa dengan siswa-siswi kelas 4 di SDN 3 Gresik yang menunjukkan bahwa tayangan televisi jenis hiburan seperti kartun dan sinetron mengganggu aktivitas mereka. Seringkali acara kartun di pagi hari membuat mereka terlambat berangkat ke sekolah dan acara sinetron di malam hari membuat mereka malas mengerjakan tugas, bahkan menyebabkan mereka tidur larut malam. Kebiasaan seperti ini seharusnya dapat ditepis dengan diubahnya jenis tayangan serta cara penyampaiannya, karena ini merupakan sebuah masalah universal yang dialami oleh siswa-siswi di Indonesia.
PEMBAHASAN / ANALISIS
Dalam rangka menuju Indonesia emas diperlukan strategi jitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan para siswa guna menyiapkan generasi yang sigap dan cekatan. Berdasarkan permasalahan yang ada, dapat disimpulkan salah satu strategi perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan perbaikan tayangan yang disedikan kepada para siswa. Perbaikan tayangan yang notabenya lebih condong ke arah hiburan dapat diubah dengan mengombinasikan antara hiburan, edukasi, dan informasi.
Kombinasi jenis tayangan ini disebut sebagai program TPM (Tayangan Pendidikan Menyenangkan), yang akan menghasilkan tayangan menghibur, edukatif, dan juga informatif. Program TPM ini dipercaya akan meningkatkan motivasi belajar siswa didasarkan pada teori kultivasi yang dikemukakan oleh George Gerbner pada tahun 1969. Teori kultivasi memiliki anggapan bahwa apabila manusia menonton sebuah tayangan dalam waktu lama, maka akan memengaruhi manusia tersebut berpikiran bahwa apa yang ada ditayangkan tersebut merupakan keadaan yang nyata ada di lingkungannya. Dengan ini, program TPM membuat para siswa akan lebih menghargai proses belajar dan menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk lebih giat belajar (Fajar, 2024).
Salah satu tayangan yang selaras dengan program TPM adalah clash of champions oleh Ruangguru yang berhasil meningkatkan motivasi belajar para siswa di Indonesia. Peningkatan motivasi belajar ini sesuai dengan teori kultivasi yang telah disampaikan, dipengaruhi oleh adanya media tayangan yang membuat siswa lebih menghargai proses dalam pembelajaran, sehingga mereka mengalami gejolak peningkatan motivasi belajar. Salah satu bukti nyata efektifitas program ini ialah banyaknya siswa di Indonesia yang mengakui bahwa mereka mengalami peningkatan motivasi setelah menonton tayangan clash of chamions, seperti yang dirasakan oleh pengguna akun X dengan nama pengguna @blluebels. Ia mengungkapkan bahwa clash of champions mampu meningkatan motivasi belajarnya, meskipun tayangan tersebut tidak menampilkan pelajaran di sekolah. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa program TPM yang dijalankan tidak harus memuat materi pembelajaran di sekolah, yang terpenting adalah tokoh pemeran dan muatan materi dalam tayangan tersebut merupakan siswa yang menampilkan inspirasi dan ambisi, sehingga meningkatkan motivasi belajar para siswa di Indonesia, bukan tokoh problematik yang tengah naik daun dan justru memicu siswa melakukan hal problematik serupa.
Dari gambar di atas, didapati bahwa terdapat banyak jumlah persetujuan mengenai opini penambahan jumlah tayangan memuat edukasi yang termuat dalam program TPM. Sementara itu, pemberlakuan program TPM sangat memerlukan kontribusi dari rakyat maupun pemerintah, sehingga DPR sebagai wakil rakyat memiliki peranan yang sangat penting dalam program ini untuk menghubungkan aspirasi rakyat kepada pemerintah. Dalam kontribusinya, DPR memiliki tiga fungsi yang mendukung jalannya program ini.
1. Fungsi Legislasi
Merancang undang-undang tentang jalannya pendidikan yang tersusun secara rinci, disesuaikan dengan kondisi pendidikan di Indonesia. Selain itu, diperlukan pula kerja sama dengan badan Kominfo mengenai pengesahan program TPM di media penayangan Indonesia sebagai tindak lanjut dari undang-undang nomor 20 Tahun 2003 pasal tiga.
2. Fungsi Anggaran
Memprioritaskan dana APBN untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, serta alokasi dana APBN terhadap pendidikan, sebagai investasi jangka panjang menuju Indonesia emas melalui penghidupan program TPM.
3. Fungsi Pengawasan
Mengawasi jalannya pemerintahan khususnya yang menangani bidang pendidikan serta tayangan agar program TPM berjalan sesuai yang diharapkan yakni meningkatkan kualitas pendidikan.
KESIMPULAN / SARAN
Kualitas pendidikan di Indonesia memiliki peranan yang amat penting dalam merealisasikan Indonesia emas. Oleh karena itu, diperlukan strategi jitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan menjalankan program TPM. Dengan dijalankannya program ini diharapkan motivasi belajar siswa akan meningkat dan kualitas pendidikan di Indonesia akan membaik pula dalam menuju Indonesia emas.
Dalam menjalankan program TPM tentunya diperlukan kerja sama antara pemerintah pusat dan siswa di Indonesia. Hubungan antara kedua belah pihak ini tidak dapat dipisahkan, karena akan memengaruhi suksesnya program TPM. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan siswa harus berjalan beriringan dan saling mendukung satu sama lain, pemerintah pusat perlu menyediakan lebih banyak tayangan program TPM dan siswa juga harus menikmati layanan program ini dengan cara menonton tayangan program TPM agar program tetap berjalan dan Indonesia akan sukses mencapai Indonesia Emas.
DAFTAR PUSTAKA
FactMaps. 2023. PISA 2022 Worldwide Ranking – Average Score of Mathematics, Science and Reading. Diakses pada 9 Juli 2024 melalui: https://factsmaps.com/pisa-2022-worldwide-ranking-average-score-of-mathematics-science-and-reading-2/
Junaidi. 2018. Mengenal Teori Kultivasi dalam Ilmu Komunikasi. Vol. 4 (1). Hal. 43. Diakses pada 10 Juli 2024 melalui: https://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika/article/view/1461
Rizqianthi, Yunita, dan Nala Nandana Undiana. 2021. PENGARUH MENONTON TAYANGAN TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK KELAS 4 DI SDN 3 GESIK. Volume 1, No. 3. Hal. 56-58. Diakses pada 10 Juli 2024 melalui: https://ejournal.upi.edu/index.php/Cinematology/article/download/41505/17594
Sekretariat Jendral DPR RI. 2016. Tugas dan Wewenang. Diakses pada 16 Juli 2024 melalui: https://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang
Sholeha, Nur Wasilatus. 2024. 20 Quotes Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan, Bukan Hanya Tut Wuri Handayani. Diakses pada 8 Juli 2024 melalui: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7314446/20-quotes-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan-bukan-hanya-tut-wuri-handayani.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Diakses pada 9 Juli 2024 melalui: https://pusdiklat.perpusnas.go.id/regulasi/download/6

This comment has been removed by the author.
ReplyDelete