Kata teknologi sudah tidak asing terdengar di telinga kita sebagai generasi penikmatnya, kemudahan yang disediakan kian membuat mata buta akan dampak negatif yang ditimbulkan olehnya. Tanpa disadari kemudahan yang disediakan oleh teknologi dapat menimbulkan adiksi terhadap penggunanya, adiksi ini dapat terjadi apabila seseorang tidak mempunyai kapabilitas yang cukup untuk mengendalikan keinginan dalam penggunaan teknologi.
Sebagai salah satu bukti nyata mengenai adanya adiksi ini adalah tingginya kasus adiksi ponsel yang ditangani oleh rumah sakit jiwa (RSJ) Cisarua, Jawa Barat. Direktur RSJ Provinsi Jawa Barat, dr. Elly Marliyani, mengatakan, “Sejak tahun 2016 pemakaian tempat tidur untuk pasien anak yang kencanduan ponsel sudah lebih dari 60 persen jadi trennya memang ada kenaikan, secara keseluruhan totalnya ada 209 pasien hingga 2019.”
Adanya kasus mengenai pengguna adiksi ponsel yang ditangani oleh rumah sakit jiwa cukup membuktikan bahwa ponsel yang notabenya cakupan dari teknologi memiliki kemungkinan untuk memperburuk kondisi mentalitas seseorang. Kemungkinan ini memiliki presentase lebih besar apabila pengguna tidak memiliki bekal tentang bagaimana cara penggunaan teknologi yang baik dan benar.
Pengaruh teknologi terhadap kesehatan mental selaras dengan sebuah konsep teori yang dikemukakan oleh H. L. Blum yang menyatakan terdapat empat derajat penentu kesehatan seseorang. Derajat-derajat tersebut diantaranya perilaku/gaya hidup (life style), lingkungan (social, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya), dan faktor genetic (keturunan). Keempat faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam mempengaruhi kesehatan seseorang.
Dalam konteks ini teknologi dikategorikan sebagai bagian dari lingkungan dikarenakan memuat jejaring sosial dan komunikasi antar-manusia. Lingkungan memiliki kontribusi terhadap kesehatan seseorang tak terkecuali kesehatan mental, oleh sebab itu penggunaan teknologi sangat mempengaruhi kualitas kesehatan mental seseorang baik meningkat atau menurunnya kualitas tersebut.
Pada dasarnya, teknologi memang diciptakan untuk memberikan kemudahan seseorang dalam menjalankan aktivitasnya. Namun, apabila adiksi sudah dialami oleh seorang pengguna teknologi, dampak negatif sudah pasti tak akan dapat dihindari kecuali dengan cara menjauhkan atau mengurangi penggunaan teknologi. Gunakan teknologi secukupnya supaya tidak timbul adiksi dan senantiasa mendapatkan dampak positif dari teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Hayati, Alfia Nur, dan Eram Tunggul Pawenang. 2021. Analisis Spasial Kesehatan Lingkungan dan Perilaku di Masa Pandemi untuk Penentuan Zona Kerentanan dan Risiko. Universitas Negeri Semarang: Indonesian Journal of Public Health and Nutrition. Diakses melalui: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/IJPHN
Nasrullah, Syarifudin, dan Muhammad Khairullah. 2020. Nilai-nilai Qur’ani dalam Mengatasi Perilaku Adiktif Generasi Muda Terhadap Gadget. Vol. VIII, No. 2. Diakses melalui: http://www.ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/syahadah/article/view/302
Nurfaika. 2022. Materi HL BLUM Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan dan contohnya. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar: Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Diakses melalui: https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=rsj+cisarua&btnG=#d=gs_qabs&t=1718453862274&u=%23p%3D__hFxP8w92MJ
No comments:
Post a Comment